Dalam semangat hari Kebangkitan Nasional, maka KBB menggalakkan wujud cinta INDONESIA dengan menghadirkan tantangan penganan tradisional INDONESIA, yaitu BIKA AMBON, yang terkenal menakutkan itu. Tapi h ampir sebagian besar pembuatan penganan tradisional INDONESIA memang lebih ‘tricky’ ketimbang penganan internasional-Host ), mungkin ini juga alasannya mengapa sebagian besar tempat kursus kue mengadakan kelas khusus untuk membuat penganan ini dan jadi alasan juga kenapa KBB akan selalu mengadakan challenge Made In Indonesia :) Malu donk, masa baker Indonesia tapi nggak bisa bikin kue Indonesia?
Bagaimana dengan KBB-ers sendiri? simak kisah-kisah seru mereka dari balik oven berikut ini ya... * warning: siapkan tissue saat membacanya karena inilah para pejuang-pejuang berani baking yang mana demi semangat Kebangkitan Nasional dan Cinta INDONESIA, rela berjerih payah sampai berulang kali untuk melaksanakan challenge kali ini-Host
1. Evy Rokhayati
Bagaimana dengan KBB-ers sendiri? simak kisah-kisah seru mereka dari balik oven berikut ini ya... * warning: siapkan tissue saat membacanya karena inilah para pejuang-pejuang berani baking yang mana demi semangat Kebangkitan Nasional dan Cinta INDONESIA, rela berjerih payah sampai berulang kali untuk melaksanakan challenge kali ini-Host
1. Evy Rokhayati
Walaupun aroma harum perpaduan daun pandan, daun jeruk dan sereh sudah memenuhi seluruh ruangan, tapi pertanyaan besarnya belum terjawab. Dan begitu dipotong dan terlihat ada serat-seratnya, serasa semua kegalauan dan kegelisahan terjawab kegembiraan. Bangga rasanya, dengan keterbatasan bahan-bahan yang ada, tantangan kali ini bisa ditaklukkan juga oleh Evy Rokhyati.
2. Retno G. PrihandanaKali ini PR KBB bikin deg deg an, kuatir tidak berhasil...karena telornya lumayan banyak. Pas di resepnya mbak Rachmah ini ada pemakaian air kelapa. Akhirnya nyoba 1/2 resep saja dengan resep lain yg agak mirip, tanpa pemakaian air kelapa dan telurnya lebih sedikit, semoga bu admin tidak keberatan. Begitu pengakuan Retno
4. Arfi Binsted (Non Blogger)Semangat banget nih terima Surat tjintah kali ini, karena aku sendiri belum pernah makan bika Ambon, apalagi baking ia. Penasaran karena lihat foto2 bika Ambon yang bersererakan di dunia maya sungguh memikat hati *eleuuh
Baiklah. Di hari pertama coba, aku ikuti resep langkah demi langkah, mengkeplok-keplok adonan tersebut. Baru tahu kalo adonan bika Ambon itu cair ya.
Setelah masa proofing selesai, tibalah waktunya memanggang. Aku bingung, karena ovenku ngga punya fungsi api bawah. Kalau bikin cake biasanya aku pake api biasa, fan-forced, atau pakai fungsi untuk memanggang cake di salah satu tombolnya. Di resep tertulis kalau pintu oven musti dibuka dikit. Setelah sekitar 20menit, ovenku mulai beep beep beep, dan lampu temperature oven kedip-kedip, yang artinya suhu oven turun. Panik, akhirnya kututup pintu oven, sampai suhunya kembali normal. Lalu kubuka lagi, eh turun lagi dah tuh suhunya. Garuk-garuk kepala, aku udah curiga nih makanan bakal rusak deh suhu naik turun begini. Akhirnya kututup lagi sampai bika matang.
Setelah diiris yaaaah, ngga ada seratnya! Penasaran, kucoba lagi hingga percobaan kelima, hasil tetap sama. Meskipun di percobaan kelima, aku mengakali adonan dipanggang di atas wajan tebal untuk bikin martabak, sedikit senang karena ada pori2nya, meskipun ngga sempurna. Apalagi waktu itu aku pakai mini loaf yg ukurannya cuma 10cm, jadi ngga begitu kelihatan sarangnya.
Ini percobaan keenam, aku pakai resep Kitchen Tigress yang aku lihat di You Tube, lalu lihat resepnya di blog dia. Dia punya metode berbeda dari resep2 bika lainnya yang beredar di dunia maya. Dan karena ngga perlu korbankan banyak telur, aku coba pakai resep tersebut, dan Alhamdulillah berhasil.
Ada beberapa hal yang aku modifikasi, karena aku kehabisan instant yeast, aku pun pakai dry yeast. Dry yeast aku larutkan di dalam santan yang sudah dihangatkan, tunggu sampai bubbly, baru kemudian aku kocok telur dan gula bareng sampai putih dan naik, trus masukkan vanilla essence, lalu tepung tapioca dan santan beragi berselang seling. Setelah mendiamkan adonan selama 2 jam, aku mulai panaskan wajan martabak, alasi loyang dengan baking paper, masukkan loyang ke atas wajan, panaskan dulu sampai betul-betul panas, baru aku tukang deh adonannya ke dalam loyang panas.
Sambil latihan tai chi dan senam Jane Fonda, selama kurleb 30-40menit, kulihat permukaan adonan udah berongga, persis kayak martabak yang mulai matang. Akhirnya aku masukkan loyang ke dalam oven yg juga sudah dipanasi sebelumnya, lalu panggang sampai 15 menit aja setelah tes tusuk gigi. Begitu keluar dari oven, didiamkan sebentar. Karena ngga sabar mau lihat hasilnya, aku dan anak-anak langsung potong itu bika Ambon, eeehhh ternyata ada sarangnyaaa! Alhamdulillah.
Sarangnya sih belum sempurna betul, tapi aku sudah tahu gimana caranya supaya bikin bika bersarang meskipun ngga punya api bawah. Pelajaranku di kemudian hari nih.
5. DevianyMeskipun mudah membuatnya, tetap saja membutuhkan mental yang kuat untuk memulainya. Resepnya oke tapi tetap saja tidak doyan. Masih tersisa sedikit rasa ingin tahu bagaimana sarangnya dapat lebih disempurnakan, tapi untuk membuat lagi kok malas ya..mungkin lain kali.
6. Dewi OniPR kali ini bikin deg deg an...karena membaca info dari para suhu yang sudah membuat tetapi gagal. Jadi waktu pembuatan sampai membaca tips-tips yang ada berulang kali. Tapi ternyata bika ambon ini memang tak mudah ditaklukkan. Semoga ada kesempatan untuk membuat lagi.
7. Maya Permadi"Kalo mau bikin kue, jangan langsung bika ambon, coba dulu bikin yang gampang", dibilang gitu masa, karena dianggap kurang pengalaman dalam membuat kue, sedih, sedih, tapi dengan tekad nekat, bika ambon berhasil ditaklukan dan berhasil di percobaan pertama,horeeeee.....
8. Hesti HH
Proses pembuatan kue bika ini termasuk agak mudah namun butuh ketelitian dalam proses pemanggangan. Loyang yang aku gunakan cuma dioles minyak sampai ke sisi sisinya tanpa dialasi kertas roti, alhamdulillah tidak lengket. Seperti saran senior, aku double loyang alasnya supaya tidak cepat gosong dan panasnya merata. Sewaktu pemanggangan berjalan sekitar 25 menit bagian atasnya mulai berwarna kecoklatan, akhirnya aku buka lagi sedikit pintu ovennya di sisa waktu pemanggangan.
Tepat 45 menit bika ambonku matang. Tidak perlu dipanggang lagi untuk menguningkan atasnya karena memang permukaannya sudah berwarna kecoklatan. Alhamdulillah sukses berserat. Cantiiikk...!!
9. Rachmah SetyawatiKue khas salah satu daerah di Indonesia ini memang ... terlaluu... terlalu eksotik hehhee. Tekstur kuenya, cara pembuatannya, rugi kalau kita belum pernah coba membuatnya. Jadi mari kita intip kedai istananya Rachmah
10. DietceBikin bika ambon ini di awal minggu setelah terima surat cinta, namun ternyata hasilnya kurang maksimal. Bika Ambonnya kurang bersarang namun soal rasa sudah enak. Dua kali nyoba dan dua kali gagal pula. Ternyataaaaa... bukan cuma dietce aja yang gagal ternyata temen-temen yang lain gagal juga :)... setelah berdiskusi, akhirnya ketahuan kalo gagal bersarangnya bika ambon ini karena proses pemanggangannya... mudah2an nanti sebelum deadline bisa nyoba lagi
Dua kali ngerjain tantangan Bika Ambon ini, dua-duanya gak sempurna cenderung gagal. Yang pertama ada kejadian alas kertas yang terangkat dan terlambat menyadarinya setelah 15 menit masuk oven. Tekstur tidak berserat sama sekali. Percobaan kedua tidak pakai alas kertas sama sekali, tapi serat hanya sampai setengah tinggi cake saja. Entah dimana salahnya. Sepertinya belum sanggup nyobain lagi, berhubung tangan masih bengkak radang sendi. Yang ada aja disetor ya. *nyengir* (Host: get well soon ya Citra...)
Hahahahaa..lucunya... :D
Alhamdulillaah percobaan pertama langsung berhasil. Bersarang si bika ambonnya. Rasa capek nungguin biang pun terpuaskan karena anak wedok memuji dan mengatakan enak kuenya. Hanya dalam selang waktu semalam, bika ambon saya di tantangan kali ini langsung ludes.
Kue tradisional yang bertekstur spt sarang semut ini, susah susah gampang bikinnya.. Untuk mendapatkan Bika Ambon yang cantik dgn tekstur yang bersarang, kuncinya terletak pada oven yang digunakan dan waktu pemanggangannya..
Loyang harus sdh panas sebelum adonan dituang, pemanggangan menggunakan api bawah dgn suhu berkisar antara 160-180 derajat Celcius, pintu oven hrs dibuka sedikit pada awal pemanggangan..
Ternyata Renny baru pertama bikin bika ambon sendiri, kata Renny cukup puas dengan hasil bakingnya..rasanya cocok..tdk terlalu manis sesuai seleraku. makasih resepnya MbaR. Yuk coba kita lihat hasil bika ambon cantiknya..
Walaupun Kimkim masih belum bisa menghasilkan bika ambom yang bersarang banyak..... dan masih diliputin penasaran. Tantangan ini lumayan susah menurut Kimkim.. Tapi kayaknya hasilnya tetep bagus, gimana kalo kita lihat langsung..
Kalau kata Susun: biikin bika ini ribet, stepnya banyak dan lama..^_^ Hasilnya tidak terlalu manis ( dilidahku kurang manis ) dan belum sukses bersarang nih...sepertinya karena setelah fermentasi 3 jam, adonan kuaduk lagi...pengin bikin lagi kapan2.. hasil.
Menurut Sashy, tantangan kali ini saya coba dua kali, yang pertama gagal hasil sarangnya hanya ada di bagian bawah sementara bagian atasnya mulus. Percobaan kedua akhirnya sukses, seluruh bagiannya bersarang, rasa bika ambonnya juga enak, manisnya pas dan saya tambahkan keju cheddar quick melt diatasnya jadi makin gurih dan legit. hasil
Buat bika ambon memang perlu extra sabar. karena lama pembuatannya. dari segi bahan-bahan, sangat mudah ditemui dan ada di rumah. Bika ambon yang aku buat sih berpori-pori walau tidak bagus dan sedikit agak kebrangas. Aku anggap belum berhasil membuatnya. Mau mengulang lagi tapi waktunya udah ga ada. Untuk saat ini, aku laporan hasil praktek pertama aja. Dan kemungkinan bika ambonku kurang berhasil karena waktu mengovennya seharusnya pintu oven dibuka sedikit, tapi jenis ovenku beda, dia harus terbuka lebar. Jadi kurang berpori-pori waktu dioven dengan pintu oven terbuka lebar. Itu pendapat Gilby, coba kita lihat hasil nya..
Bika ambon, terutama yang asli Medan, salah satu camilan kesukaanku, tapi sebelum ini belum termotivasi untuk membuat sendiri, lebih sering beli atau dapat kiriman dari teman. Karena tantangan KBB kali ini, aku jadi bersemangat mencoba, apalagi resepnya tidak terlalu ribet. Hasilnya masih belum terlalu sempurna, walaupun seratnya sudah terlihat, tapi tidak sebagus yang dijual di toko. Untuk rasa sih, sudah pas, enak, wangi... Nggak nyesel ikut tantangan KBB kali ini :) wah, senangnya dengar cerita Hanna yang cukup puas dengan hasil bika ambon nya..
Tantangan yang bikin senewen, karena beberapa kali percobaan, belum bisa bikin sarang yang seksi, .... semoga tetep lulus tantangan ya … Tentu lulus donk Hesti, mari dilihat hasil karya Hesti..
Laporannya ringkas tapi padat aja ya.... aku bikin di sela-sela waktu jam istirahat makan siang nih...
Aku memang sudah lama pengen bikin bika ambon. Pernah bikin sekali dulu banget, tapi gak bagus hasilnya. Pernah juga pakai produk tepung campuran siap pakai khusus untuk bika ambon, tapi jadinya aneh. Lebih mirip bolu karamel (cake sarang semut) daripada bika ambon, karena warnanya jadi coklat.
Karena memang pengen bisa bikin, terus aja ngumpulin “literatur” dengan membaca tips-tips membuat bika ambon. Tapi belum sempat juga bikin sampai akhirnya datang tantangan KBB #34 ini. Nah, kesempatan nih untuk mempraktekkan semua teori yang sudah aku kumpulkan selama ini.
Resepnya aku pakai sama seperti yang ada dalam tantangan, cuma ada sedikit penyesuaian aja.
Pertama, tepungnya aku pakai tapioka yang nama dagangnya Sagu Ubi (di kemasan yang lama ditulisnya “Sagu Obi”). Konon ini tepung tapioka yang kualitasnya paling bagus. Meskipun namanya Sagu Ubi, ini ya tapioka yang dibuat dari singkong, bukan dari ubijalar. Mungkin karena di beberapa daerah singkong kan disebut ubi juga ya?
Kedua, santannya aku masaknya agak lama (di resep tidak sampai mendidih), sampai jadi santan mata ula. Menurut salah satu tips, untuk membuat bika ambon harus menggunakan santan mata ula.
Dan ketiga, karena tidak punya loyang kotak 20X20cm, aku pakai loyang persegi 12x24cm. Kemudian pada waktu membakar, di bagian bawah ruang dalam oven (di bawah rak tempat loyangkue) aku beri pasir, yang konon gunanya untuk meratakan panas dio dalam oven. Selanjutnya aku buat sama persis seperti di resep.
Dan hasilnya..................???
Bika ambon-ku wangi dan berlubang-lubang! Lubangnya cukup banyak, kecuali sebagian di pinggir ada yang sedikit lubangnya. Tapi untuk percobaan kedua ini sudah cukup memuaskan-lah..... ! Atasnya agak gosong sedikit, karena waktu pakai api atas (untuk mengeringkan bagian atas kue) aku tinggal sebentar. Pas dibuka, eh....sudah hitam..... Ya, sutra-lah, next time better! aja......
Pengalaman yang hebat :D . Menurut Fera, kuncinya adalah di loyang benar-benar harus panas sebelum masuk adonan serta proses pemanggangan yang harus benar. Hal ini masih jadi PR banget buat Fera karena 2 kali percobaan mentok di masalah ini ...tapi bener-bener pengalaman yang hebat !! hasil
Walau hasilnya dah cukup bagus tapii dari segi rasa belum memuaskan karena rasanya lebih enak waktu mentah daripada matangnya. Kayaknya siy karena over fermented jadi wangi jeruk pandannya hilang. Begitu pendapat Bibien, mari diintip bika ambonnya.. hasil
Jenny gak punya oven api bawah-atas, tapi dengan semangatnya kerjain tantangan KBB ini, terpaksa harus diakalin pake loyang carabikang di atas kompor. eh jadi juga :) hasil
Menurut Caroline prosesnya sendiri sih ngga terlalu susah, tapi dari 2 kali percobaan, bagian atasnya selalu ngga mau ikut berlubang-lubang. Bagian atas bentuknya berlubang bundar-bundar, bukan berlubang dari bawah ke atas. Untung rasanya enak jadi tetap abis#penggemar bika ambon.hasil
Katanya, Yuyun sempet keder baca cerita temen2 yang sering gagal bikin tantangan kali ini. Tapi dengan tekad bulat akhirnya bikin juga meski sempet deg2an. Alhamdulillah ternyata hasilnya bersarang sempurna. Tadi bikin setengah resep dibikin di loyang kecil dan di happy call. Berkat KBB aku mau mencoba resep2 yg bikin keder hehehe.... selamat ya Yuyun! hasil
Lina cukup tegang menunggu si bika berongga :) sempat stress karna saat oven sedang dipanaskan tiba-tiba gas habis, tapi bahagia krn hasilnya gak terlalu mengecewakan hasil
Made in Indonesia…waah Bika Ambon pula, kebayang bikinnya perlu waktu dan kesabaran, ini kue sedikit manja. Maunya sih bikin di waktu santai..pagi atau siang. Tapi seperti biasa baru sempet dikerjakan sore jelang malam.
Ruang kerja yang agak hangat, mempercepat fermentasi. Ternyata fermentasi biang lebih cepat dari waktu yang diminta yaitu sekitar 6 menit sudah mengembang memenuhi wadah. Begitu juga setelah semua bahan tercampur fermentasinya lebih cepat. Awalnya terlihat gelembung-gelembung kecil yang makin banyak dan terlihat volume adonan perlahan bertambah. Baru separuh waktu yang disarankan resep, memasuki 2 jam fermentasi, gelembung-gelembung yang tadinya kecil makin membesar dan kemudian pecah. Lama2 adonan makin turun dan perlahan berkurang...hmmm gejala over fementasi nih.
Untun oven sudah cukup panas. Tanpa menunggu lama, langsung tuang adonan ke Loyang dan segera dioven aja deh. ½ resep, dapat 1 Loyang 8x22x7 cm , 6 buah cup kecil. Tidak seperti biasanya memanggang bika, kali ini gelembung yang muncul tidak meninggalkan jejak lubang kecil, tapi tiap lubangnya tertutup lagi. Untuk mendapatkan warna kecoklatan permukaan kue, tidak menggunakan api atas, karena oven sudah cukup panas, akhirnya Loyang dipindahkan ke rak atas saja. Setelah kue agak dingin, kemudian dikeluarkan dari loyang…dan hasilnya horee bersaraang,…kurang sempurna sih karena lubang-lubang dipermukaan agak samar. Tapi lumayanlah,,teksturnya empuk, wangi pandan, daun jeruknya terasa , enak tidak terlalu manis.
Sebelum ada tantangan ini sempet mencoba beberapa resep bika ambon tapi baru resep mbak Rachmah ini yang paling cocok. Hasil akhirnya lembut, bahkan saat dingin pun tetap lembut. Sarangnya pun muncul dari atas sampai bawah. Kesulitanku adalah saat memanggang, butuh belajar untuk dapet panas yang pas supaya bika bersarang tapi tidak gosong bawahnya:) Itu pengalaman Vivi.. hasil
Ida bersyukur sekali akhirnya bisa menaklukan si bika ambon ini.. Katanya: “Alhamdulillah…. Liat sarangnya itu lho. Sesuatu banget buat saya.” hasil
Kalau menurut Sofie: Membuat makanan tradisional tuh bikin jantung dag-dig-dug.. mana proses membuatnya lumayan lama pula. Banyak hal seru dalam proses membuatnya, mulai dari adonan yang dikeplok-keplok, trus kertas roti yang melayang-layang di permukaan adonan, dan loyang yang bocor xixixiiii... Tapi begitu terlihat pori-porinya..jingkrak-jingkrak deh :) hasil
Baca Resep Baik-baik.. Kumpulin bahan-bahan yang diperlukan.. baru deh bingung gimana cara motoin step by step nya, secara bikin kue ini yang mesti ngaduk-ngaduk adonan pake tangan.. hiks hiks.. ketauan banget pemula nya nih kalo udah kayak gini.. jadilah sepanjang bikin Sang Bika Ambon daku bolak balik cuci tangan.. jadi Maaf ya ada step-step yang tidak terfoto.. Seru ya dengar cerita Wanti buat bika ambon ini, penasaran sama cerita lengkapnya? Yuk kita baca bareng-bareng.. hasil
Pulang kerja sampai rumah, jam 7an malam langsung kerjain sesuai resep. Baru nyadar, kalau punya ragi cuma 5 gram. Yaiksz!!! padahal rencana bikin 1/2 resep. Lanjut bikin biang dengan 1/2 jumlah ragi yang seharusnya, sambil berencana untuk melamakan waktu "pembiangan" jadi sekitar 20-30 menit. Ternyata 20 menit sudah mengembang sempurna..
Permasalahan muncul dengan kondisi oven yg merupakan oven gas convection, yang aliran panasnya dari samping, bukan dari bawah. Untung kipas oven bisa dihidup-matikan sesuai kebutuhan.
Hasil akhir Bika Ambon memang terbentuk sarang-sarang tunnels, tapi hanya 2/3-3/4 ketinggian adonan, tidak sampai atas.. di bawah lapisan atas ada beberapa gelembung/ruang. Kemungkinan kondisi oven yang membuat udara sekitar bagian atas loyang tetap relatif panas, meskipun pintu oven sudah dibuka sedikit. Sehingga ketika gelembung udara dari dasar ladonan mengalir menuju permukaan atas adonan, tidak bisa sampai permukaan karena adonan bagian atas sudah mulai matang.
Dari segi rasa, teman-teman di kantor bilang sangat enak, sama seperti Bika Ambon Zuleha dari Medan.. hehehe.. Begitu komentar Maurina.. hasil
Sandra senang sekali karena baru coba satu kali dan langsung memuaskan.. lumayan juga tantangan kali ini, 1 kali saja dan memuaskan. begitu katanya.. hasil
sueer... Gak pede terima tantangan kali ini. Ini termasuk salah satu resep yg aq hindari. Gak yakin kalo bisa bikin sendiri. Tapi namanya jg anggota KBB.. Kudu berani terima tantangan kan?? Hihihi.. Akhirnya emang tetep tetep gak berhasil bikinnya, tapi paling gak dah berani mencoba resep yg ditakuti... Maap...laporan saya kali ini gagal... Yah, jangan patah semangat ya Lia, besok-besok dicoba lagi yaaa.. hasil
Fiuuuh, dua kali bikin dan dua duanya ga ngebentuk sarang yang sempurna. Rasanya enak, dan ragi mekar bagus sebenernya. At least bisa dimakan dan ngobatin rasa kangen sama bika ambon yang mahal kaya emas di Belfast sini :) hasil
gue patut disetrap ni, pulang dr toko buku, ga sadar ini tanggal 31, akhir Mei!!, sampe rumah jam 4 sore, langsung eksekusi bika ambon, taraaa bersarang euuuyy....ga sia sia komat kamit saat ngadon dan disetrap depan kompor :)) cihuy ni tantangan nya, kue paling males dicoba karena sering gagalnya dibanding bener nye :)... komentar anak anak, enaaak :) hasil
Karena takut gagal aku cuma membuat setengah resep saja. Dan biarpun jadinya bika ambon buatanku kurang tinggi tapi sarangnya cukup banyak, rasanya enak dan manisnya pas. hasil
Baca tantangan kali ini langsung jatuh cinta.. Karena bahan-bahannya yang beda dengan kue biasa, tehniknya yang seperti mudah tapi ternyata oh oh susah juga dan pastinya penasaran mendapatkan tekstur sarang yang pas.. 2x mencoba dan msh gagal :( tapi yang pasti belum kapok dan masih ingin mencoba lagi hahaha
Demikian laporannya, semoga diterima dan lulus.. Amiinnn.. hasil
Sejak challenge #32-#34, baru kali inilah bisa berhasil dan bikin foto bagus. Deg-degan awalnya karena kerjaannya disambi nulis thesis. Dan banyak yg gagal bikinnya. Tapi Puji Tuhan, hasilnya bersarang bagus. Karena sok mau dimatengin, yang ada agak sedikit kecoklatan deh. Tapi soal rasa? Lazisssss... hasil
Alhamdulilah bersarang, tapi agak asam dan kurang manis.Mungkin karena biangnya kelamaan diperam akibat tadi krisis gas alias langka, sempet nyari2 penjual gas, ga nemu akhirnya numpang manasin santan di rumah tetangga dan manggangnya terpaksa pakai oven listrik jadul. hasil
43. Niken (Non Blogger
)
)
maaf telat buat laporan PRnya, baru ada waktu dan ini adalah hasil membuatnya.
semua bahan disiapkan seperti resep lalu diolah menurut cara yang sduah ada di resep.
semua berjalan lancar tapi saat santan dimasukkan kenapa adonan jadi cair tidak kental tapi tidak aku lakukan perlakuan lain alias aku tambah bahan atau apa. Aku gak punya loyang 20x20x7 maka aku pakai ukuran 23x23x7
saat semua proses selesai bika ambon rasanya seperti yang dijual-jual itu tapi lebih enak, benar-benar enak yang jadi masalah serat hanya sedikit dan tidak terlihat mengembang.
kalau ada waktu mo aku coba lagi, tapi untuk PR ini hanya ini hasilnya dari kerja keras aku seharian.
tadinya mau bikin berkali2 karena dirasa msh krg sempurna.. tp ga sempet tuh.. jdnya foto super minim dan ceritanya mau bandingin antara yg atas (bikin sendiri) dan yg bawah (beli).. msh kurang sempurna ya seratnya.. hahahaha. hasil
45. Rizqi Amalia
Yeeyy akhirnya selesai juga laporannya,,bikin udah dari awal minggu,laporannya di detik2 terakhir,, Tantangan kali ini menarik dan Alhamdulillah agak berhasil di percobaan pertama, percobaan kedua malah gatot,,huhu.Enak tapi masih penasaran gimana caranya biar bisa bersarang sempurna.
Ijin:
1. Vin
2. Ratih Chandra
3. Rita Desyanti
4. Ike Hermawan
2. Ratih Chandra
3. Rita Desyanti
4. Ike Hermawan
No comments:
Post a Comment