Weeeellll,
ngga bakal jauh dari ragi dan gilas menggilas deh. Kali ini kita
bikin bagels! Yup. Sesuatu yang baru itu memang cetar membahana, ceuk
Syahrini teh. Ternyata belum semua member KBB pernah bikin bagels
bahkan ada yang belum pernah mencicipinya. Melalui tantangan ini,
akhirnya kita pun berusaha menaklukkan roti yang konon katanya cuma
New Yorkers yang menganggap bahwa roti bagels mereka numero uno.
Padahal sih, homemade bagels juga ngga kalah enak ya.
Menurut Peter Reinhart, bagels itu merupakan roti yang paling sederhana dan bahannya pun ngga sulit didapat. Lewat metode cold fermentation yang lama roti bagels akan memiliki tekstur yang lebih chewy. Rahasianya sih katanya adalah dengan menggunakan persentasi air lebih sedikit dari persentase yang digunakan untuk bikin baguette atau roti-roti Eropa lainnya, yang akan menghasilkan adonan padat sehingga bisa mempertahankan bentuknya ketika direbus sebentar sebelum dipanggang. "..., this boiling step is what defines the uniqueness of the bagel", begitu kata beliau.
Oke deh. Tanpa berlama-lama, yuk kita lihat hasil baking bagels teman-teman semua.
"Sempat tanya ke mbak Arfi proses proofing, jadi setelah adonan diaduk, daku proofing selama 1 jam, kemudian masukkan kulkas, dibiarkan semalaman, setelah semalaman diinapkan, kemudian adonan dikeluarkan, dibentuk kemudian diproofing lagi selama 1 jam. Yihaaaa, berhasil juga."
"Bikin Bagels ini kelihatannya simpel tapi ternyata dalam prosesnya, cukup tricky..
Yang perlu diperhatikan adalah waktu proofing-nya..
Untuk yang berdomisili di Indonesia yang suhu udaranya puanasss, waktu proofing sebaiknya lebih singkat daripada waktu yg tertulis di resep, supaya adonan bagels tidak overproofed yg pada akhirnya bisa menyebabkan Bagels kerass seperti batu."
"Sebelum ada tantangan ini, Bagels tidak masuk hitungan sebagai roti kesukaan saya. Belum ada Bagels yang cocok dengan selera saya. Menurut saya Bagels itu roti aneh yang entah kenapa menjadi comfort food orang Barat.
Ternyata, percobaan Bagels kedua dengan resep Peter Reinhart ini merubah persepsi saya. Bagels tabur wijen & Bagels kismis ini rasanya enak !!! sangat earthy.
Tapi, ada tapinya....perlu triks tertentu untuk mendapatkan Bagels yang enak, chewy, dan bulat ini. " Ayo share triknya, Wid! (ab)
"Sebetulnya ini Bagels keduaku setelah beberapa waktu yang lalu pernah coba, tapi kali ngga puas dengan hasilnya, kurang menul-menul seperti bagels yang pernah aku buat sebelumnya. Teksturnya tetap chewy seperti halnya homemade bread, cocok buat breakfast. Kami menikmatinya sebagai brunch dengan pilihan scrambled eggs, roast salmon, microgreens, dan lain-lainnya. Yummy!"
"Setelah tahu bahwa membuat bagel tidak tidak terlalu susah, lain kali lebih baik membuat sendiri daripada beli." Setuju!! (ab)
"Tantangan kedua.... Dan baru berhasil di percobaan ke dua juga. Hasil pertama rasanya enak, tapi keras banget, setelah dapet pencerahan dari mbak-mbak di KBB, akhirnya bisa menyelesaikan tantangan dengan hasil akhir Bagels yang cantik dan juga uenaaakk... Crust di luat, soft di dalam. Seru juga bikin roti selama dua hari, benar-benar pengalamanyang membuat aku belajar dan berani baking."
"Pertama kali baking bagels n juga makan bagels. Mbikinnya lumayan mudah, gak serumit resepnya (piss mba Arfi..hehe) n rasanya ternyata mirip galundeng aka bolang baling..hehe..sukaaa"
"Senang sekali kali ini bisa bikin tugas dan laporan dengan waktu yang tidak terlalu mepet. Bagels adalah makanan yang termasuk mahal jadi waktu dapet tantangan ini aku senang sekali, akhirnya bisa bikin Bagels. Proses pembuatan keseluruhan cukup lancar, padahal waktu baca resepnya sempet serem karena begitu panjang step by stepnya, tapi ternyata detail dari resep itu sangat membantu. Cukup puas dengan hasilnya."
9.
Piska Aprilia
"Buat Bagel ini emang kudu singsingkan lengan baju, secara gak punya mixer buat Roti jadinya lengan kudu dilatih otot-ototnya buat ngadonin adonan Bagel, tapi ternyaat hasilnya cukup oke, Saya membuat Sandwich Bagel dengan isian daun selada, chicken nugget, telur dadar dan keju.. hasilnya Yummy and looks delicious for breakfast."
I think I still need to work on
the dough, since the consistency is not fluffy enough. But overall the taste is
good especially when you spread with easy cheese spread ... Nyaaam... :)
Belum pernah makan
bagels sebelumnya jadi belum ada bayangan gimana seharusnya bagel yang baik dan bener. Aku ikuti
aja resep kecuali ada beberapa bahan yang nggak ada di sini jadi aku
ganti. Barley maltnya diganti madu dan tepungnya menggunakan tepung
protein tinggi. Proses pembuatan berjalan lancar. Tapi kendalanya kayaknya di proofing.
Resepnya tertulis diinapkan di kulkas semalaman
atau dua hari. Tapi
aku semalaman aja hasilnya udah seperti
overproofing. Kalau disentuh
jadi gampang kempes dan mleyot mleyot. Hasil akhirnya
rasanya enak.
Empuk dan sedikit chewy. Tapi bentuknya kurang
bulat dan menul, hehe
Tak banyak hambatan dalam pembuatan, meski
kelihatannya agak sedikit overproof adonannya, karena saat perebusan jadi
gak mulus.
Sayangnya ... ternyata penikmat bagels ini
hanyalah diriku seorang.Teksture-nya yang crispy di luar dan chewy di
dalam bukanlah rotiseperti bayangan keluarga saya.
Maka...jadilah sang artisan bread ini jadi menu
sarapan saya selama 3 hari berturut-turut... :)
Cerita singkat selama mengerjakan tantangan : kudu teliti baca reseeeep..itu pelajaran yg didapat kali ini. Alhasil karna gak teliti , sampe jam 3 pagi msh berkutat di dapur utk ngerjakan pr nya... wkwkwk..Silahkan ngicipin Raisin Bagel dan Parmesan Cheese Bagel hasil pr kali ini.. monggooo...
Tantangan KBB kedua buat
aku nih, bagels, waah panjang resepnya, bikinnya pun perlu waktu lamaa. Aku
baking malem-malem. Pagi ini, senengnya bisa sarapan bagels. Masih belum
terlalu puas dengan hasilnya, semangat, mau coba lagi bagels kismis.
Alhamdulillah rampung juga PR-nya, awalnya mau
ijin, karena hektik banget tapi masih berusaha dan ternyata bisa. Aku bikin
pake mixer roti dan pake tepung protein sedang, lalu proofing 2 hari di kulkas.
Sambil ditunggu anakku yang ga sabaran makan hasilnya, rasanya rasanya garing di luar, chewy dan empuk di dalam. Bahagia banget waktu float test langsung ngambang.
Cihuy deh! *kriuk*
Walaupun bukan penggemar bagel, di tantangan
pracobanya yang kedua ini Evy tetap bersemangat. Tantangan apapun harus
diterima! Sempat keder dengan resep yang panjang dan njelimet, tapi akhirnya
dia berhasil juga membuat bagel. Belum sempurna siih... tapi kan sudah berani
terima tantangan KBB... :)
Selalu seneng kalo bikin roti, dan memang seneng roti yang artisan atau
tradisional, yang ada crust-nya dan chewy serta moist dalemnya. Jadi seneng dan
loncat-loncat liat tantangan kali ini adalah bikin Bagels.. apalagi pas liat
resepnya ternyata pake long fermentation gitu... jadi semangat karena tau
rasanya pasti enak.
18. Ambar (Non-blogger)
Akhirnyaaaa bisa juga menyelesaikan tantangan
kbb#33 inih.. Di bulan yg penuh acara dirumah.. Pernikahan adik , selamatan
rumah mama, dll..
Alhamdulillahh.. Mulai dari persiapan awal
sampai bagels di tabur dengan cinnamon dan gula halus tidak ada kendala.. Namun
sempet bingung karena pada saat floating test kok adonan jadi sedikit
mengkerut, tapi pas di panggang ud kembung , bulet cantik.. :D
Setelah mateng dan hangat langsung di caploks
oleh suami yg penggemar roti.. Dia bilang enakss.. *girang
Berikut step by stepnya
Baca resep
agak surprise saat liat step merebus adonan, hihihihi…baru kali ini tau
adonan di rebus terlebih dahulu. Roti ini tipe roti keras di luar ditambah krenyes2
kacang2an, dan lembut di dalam, walaupun ga selembut white roti. Kuncinya
jumlah air yng dimasukkan dalam adonan disesuaikan saja, karena kelembaban
udara saat membuat di setiap tempat pasti berbeda. Makasi tantangannya KBB…
Bagels
yang aku buat tidak berhasil. Kemungkinan karena ngerebusnya agak lama.
Karena sibuk foto dan sekaligus masukin dough di rebusan air. Hasilnya tidak
berbentuk dengan bagus.. Padahal pas float testnya, langsung ngapung
doughnya. Berarti sudah siap baking.
"Senang bisa mencoba hal baru lagi. Siapa
mengira akhirnya kita pun bisa membuat Bagels sendiri ..
Beneran nggak rugi gabung dlm KBB *Ting!!". Mari kita main yuk ke Kedai Mbak R...
"Tahu kalau tantangan kali ini adalah bikin roti
saya sudah pucat pasi duluan. Karena seumur-umur bikin roti gak pernah sukses
alias gatot (gagal total) melulu. Tapi ya mau gimana lagi, kudu maju pantang
mundur alias nekat" begitu kata Dewi. Mari kita tengok Dapur Bunda Ietha untuk intip proses bikin roti Bagel ini.
Proses
berjalan dengan lancar kecuali bentuknya yang ngga bisa bulat serrr...
seperti nya
over proofing setelah dikeluarin dari kulkas. Mengenai rasanya
waktu baru keluar dari oven sih enak masih empuk walaupun tekstur nya berbeda
dengan yang biasa di makan. Sepertinya harus uji coba ulang nih.....
"Enaknya dimakan, buatnya susah! hehehe": kata Sandra. Penasaran ??? Yuk mampir ke dapur Sandra.
Pertama
melihat resepnya yang step by step nya puanjaaaaaang, bikin keder, hadeuh! trus
melihat dan menyimak diskusi milis, bikin keder juga...tapi aku harus bikin
nih! menguatkan hati semoga ga gagal...karena biasanya bacaan resep setelah
dicoba, tak sesulit yang dikira, dan ahaaa....akhirnya berhasil..*berhasil
menurut versiku, karena Bagels nya jadiiii! senangnyaaa...., semoga berkenan
dengan hasilku yaaa.....:D
Proses pembuatan yg cukup mulus, lulus test
float:)
Untuk hasil akhir masih belum sempurna, agak
alot punyaku, sepertinya kurang elastis dan waktu panggang kurang panjang:D. Simak lengkapnya di sini yukkk
Waktu terima
PR, sulit banget buat memahami resep dan ga ada bayangan bagel
itu bentuknya seperti apa. Bayangan awal mungkin seperti bagelan yang
dijual di Indo. Ternyata salah besar hahaha. Setelah browsing di inet baru deh
paham dan mengerti. Memang KBB ini top banget kalau cari tantangan.
"BAGELS......... Varian baru dalam ilmu per baking an
ku .... sekarang di suruh bikin, yah ...musti ngumpulin semangat buat bikin.
setelah baca resep secara teliti akhirnya aq niatin awal bulan buat bikin,
hasilnya tidak begitu mengecewakan ....". Penasaran cerita selanjutnya ? Mari mampir ke coffebreakminie yukk
29.
Firman Nusantara (Non-blogger)
Kali ini, betul2 saya kurang pede, makanya belum berani
ditulis di Web Site. Ngak Pedenya karena rasanya, ngak seperti roti yang biasa saya
bikin. Begel yang saya bikin ini kulitnya keras, dan rasanya asin.
Apakah emang begitu ya sebenarnya begel ini, maaf selama ini saya belum pernah
tau merasakan rasa begel yang sebenarnya,
Sebagai laporan, saya tuliskan proses pembuatan begel yang
saya kerjakan dan juga saya attach beberapa foto proses pembuatan begel yang
saya lakukan.
Secara proses sebenarnya semuanya berjalan sesuai dengan resep
yang Mabk Arfi sampaikan di email, takaran serta urutan pekerjaannya saya buat
seperti di resep, kecuali pada proses pembentukannya saya lakukan setelah
menginap di lemari pendingin.
Sampai proses floating test semuanya baik-baik saja, begel bisa
mengembang dan berbentuk dengan bagus (meskipun besarnya ngak merata, dan ngak
bulet2 banget), dan ketika dicelupkan di atas air, bisa mengembang (saya hanya
test untuk dua adonan saja, lainnya ngak di test).
Namun ketika merebus, adonan yang tadinya bagus, kemudian
bentuknya jadi ngak beraturan, meskipun tetap berbentuk seperti cincin.
Nah dari sini saya sudah agak ngak pede lagi untuk mengambil gambar,
makanya di proses ini fotonya tidak ada.
Proses perebusan dan peng ovenan sesuai dengan prosedur di
resep. Hasilnya dapat dilihat di foto yang saya attach di email ini.
Karena belum puas, sekarang ini saya masih punya satu adonan
lagi, yang baru saya inapkan satu malam. Besok baru akan masuk ke oven.
30.
Fera
Asli cukup
ketakutan waktu nyoba...ga pernah ketemu bikin roti yang begini :D
Dan bagels
yang aku buat sedikit bermasalah di pemanggangan...ternyata apinya kekecilan
sekitar 200 derajat C, jadi lama untuk dapet warna yang kuning dan
efeknya agak lebih lebih lebih keras di luarnya tapi memang liat di dalem ,
walopun ga tahu mana rasa yang bener karena belum pernah makan sebelumnya
hehe.
Selama
pembuatan allhamdulillah lancar, sempet deg-degan pas harus "float
test" ...waaa ini ga kebayang sebelumnya kalo gagal...tapi pas di simpen
eee ngambang..allhamdulillah.
31.
Lina Hidayat
"Cukup seru proses bikinnya
dibanding bentuknya yang sederhana, lancar selama pembuatan sampai akhir, dari
6 bagels hanya 1 yang stlh mateng nempel di kertas
, dengan memakai filling
campuran whipped cream + durian nendang deh rasanya": begitu kata MakLinceu. Hmm yummy kayaknya. Yuk kita mampir ke blog MakLinceu..
Setelah 3-4 kali mencoba dan bacain diskusi para KBBers di milis akhirnya jadi juga. agak
tricky membentuk bagels dan proofing yang pas biar gak over/underproof, tapi
hasilnya worth the hassle :)
Percobaan pertama bagel aku sama sekali ga
puas.bagelnya memang mengembang cantik setelah di bentuk, tetapi setelah dia di
rebus, si bagel jadi meleot layu (-̩̩̩-̩̩̩__-̩̩̩-̩̩̩) .
34.
Retno G Prihadana
"Untuk tantangan kali
ini bener-bener harus disimak dan perlu waktu :). Hasilnya belum sebagus
seperti yg dijual..tapi lumayan lah untuk pemula :D>". Setelah Retno yang sibuk menyimak resepnya, sekarang mari kita yang simak cerita Retno. Marii...
Kesan pertama : Capek nguleninnya,,,seru liat ngembang
jadi gendut2, tapi waktu diangkat mau direbus kempes lagi,,fiuuh...alhasil alot
dan penyok2 gak jelas dech bagelku, baru bisa 1x percobaan. Tapi masih semangat
coba lagi sampe berhasil !!! *iri mode on liat bagel yg lain.
Udah seneng
aja tuw waktu baca ngulenin cuma sebentar...teruss lulus float test juga...tapiii giliran membentuk n rebus merebus...nggak bisa dikerjakan dengan
sungguh2...karena dapet kabar mau kedatangan kerabat segambreng...n dapur harus
nyiapin konsumsi...hehhe...hasil akhir kurang maksimal karena dey...*tapiii
bagels emang agak liat kan yaa....* :)
37. Emma Isti (Non-blogger)
Kebetulan sekali, pas tantangan kali ini rencana membuat cinnamon
roll…walaupun beda minimal sebagian bahan sudah disiapkan. Tantangan kbb #33 adalah membuat Bagels. Bagels..salah satu
jenis produk dari kelompok roti-rotian yang jarang saya buat. Prosesnya hampir
sama dengan pretzel. Kalau dibanding pretzel, Ini adalah
yang kedua kalinya saya membuat bagels, itupun karena tantangan KBB. Karena
sejak awal berencana buat cinnamon roll, jadi terpikir buat bagels topping
cinnamon saja.
Setelah membaca resep..ternyata pakai
metode dough yang diinapkan di kulkas/refrigerator bukan di
freezer/lemari pembeku 1-2 hari, hmm…saya membayangkan adonan akan
overfermented. Tapi ternyata setelah cek resep, pemakaian raginya memang lebih
sedikit. Pengalaman saya menyimpan dough beragi dgn takaran
ragi normal, bila lebih dari 12 jam, dough sudah mulai menampakan
gejala over fermentasi.
Dough yang sudah kalis,
dan telah diistirahatkan kurang lebih 1 jam, kemudian 1 bagian langsung
dibentuk, dan 1 bagian lainnya dibiarkan tidak dibentuk. Dough yang
sudah dibentuk, simpan di lemari pendingin, sedang 1 bagian lain (sisanya)
disimpan dalam freezer.
Ternyata ada perbedaan, antara dough yang
hanya disimpan dilemari pendingin dan dough yang dibekukan. Dough
yang disimpan di lemari pendingin, sangat rentan saat dipindahkan ke
panci perebus, bentuknya berubah, adonan mulai mengempis,
tidak menggembung seperti sebelum dipindkan. Sedangkan dough yang sebelumnya
dibekukan, tidak mengalami perubahan bentuk/mengempis, dough tetap menggembung.
Karena sejak awal perebusan sudah ada perbedaan antara adonan yang berbeda
perlakuan tersebut, hasil akhirnyapun memang berbeda. Dough yang
disimpan di lemari pendingin, hasilnya kurus-kurus alias bantet, mirip kue
cincin. Sebaliknya dough yang disimpan di freezer, hasilnya baik, padat tapi
ngembang.
Rencana awal diberi topping cinnamon,,gagal.
Berhubung buatnya disambi dengan kerjaan lain, akhirnya hanya ditaburi dengan
poppy seed dan oatmeal. Saat masih hangat, testurnya bagus, padat agak
liat (chewy). Karena baking dah malam, ceritanya akan dinikmati tuk
sarapan pagi, ternyata rasanya nya tidak seempuk saat masih hangat. Tapi
lumayan bisa dinikmati seperti sandwich.
Kesan pertama liat resepnya langsung bengong karena sama sekali
ngk pernah liat atau makan bagels sebelumnya. Saya butuh waktu 3 hari mulai buat adonan sampai penyajian, hasilnnya 6 buah bagels ukuran besar. Saya
sajikan dengan orange marmalade, makan satu bener-bener bikin kenyang.
39.
Tri Ayu Chandra (Non Blogger)
Bagel yang saya buat
hasil akhirnya alot, setelah baca2 di milis ternyata mungkin krn over proofing,
tapi rasanya cukup enak, gurih dan bikin kenyang.. Ada yang diberi taburan
wijen saja dan ada yang di taburi cinnamon di atasnya.. Bentuknya agak mlentat
mlentot, tidak mulus, tapi kalau dicelup ke krim soup atau teh panas lumayan
bisa dimakan.
Berikut step by stepnya:
Pengadukan pertama
Adonan sebelum dibentuk
Setelah dibentuk
Hasil rebusan
Baru kali ini bikin bagel,
sempat deg-degan juga. Terutama ketika membuka kulkas di pagi hari dan melakukan test
float, alhamdulillah semua lulus tes.. Langsung direbus dan masuk
oven, bolak balik ngintip
oven...^_^ Akhirnya bagels ku jadi dan langsung
dinikmati selagi panas, garing dan agak liat diluar tapi lembut
di dalam...
Tantangan yang bikin kringetan, gak ngembang, peyang-peyang, warna ga seragam ... tapi seneng akhirnya berhasil. Tapi oh tapi kenapa orang
rumah ga ada yang suka ??? ...
Alhamdulillah berhasil juga menyelesaikan Tantangan KBB#33 : Something Artisan ini. Hampir tidak sempat ngerjain karena waktunya benar-benar tersita untuk persiapan audit di kantor.
43. Dhiah Nuraini (Non-Blogger)
Jujur saja. aku kurang suka dengan bagels. Bukan karena rasanya tidak enak, tapi karena aku pernah 'dikecewakan' olehnya. Loh kok??
Ceritanya hampir dua
puluh tahun yang lalu, aku ditugaskan mengikuti training di Cornell University,
Ithaca, New York. Karena bahan makanan Asia di sana mudah diperoleh, aku
biasanya masak sendiri. Tapi kadang-kadang bosen juga karena terus-terusan
makan masakan sendiri. Kalau sedang bosen begitu aku makan di cafeteria di
kampus.
Nan di cafeteria
inilah pertama kali aku kenal sama bagels. Setiap kali ke sana aku tertarik
karena bentuknya yang gendut, menul-menul dan mengilap. Hmmmm.... dalam bayanganku
pasti empuk, lembut dan agak manis-manis gitu..... Aku pikir ini donat model
Amerika (yang menurutku memang porsi makanannya besar-besar...). Wah, pasti
kenyang nih kalau makan siangku si donat gendut menul-menul.
Jadilah suatu hari aku
niatkan makan siangku hari itu Bagels. Aku beli dua, terus di bawa ke taman di
kampus untuk di makan di sana sambil mencari hangatnya matahari. Waktu aku
gigit, wah... kok bagian luarnya keras??? Bagian dalamnya juga tidak halus.
Lagipula gak ada manis-manisnya...!!! Sungguh di luar harapanku. Aku pikir
seperti donat yang empuk dan manis itu .... Pokoknya aku kecewa berat, dan
sejak itu gak mau lagi kenal sama yang namanya bagels.
Eh.... kok ndilalah
tantangan kali ini keluarnya bagels...!! Tapi semangat juga sih untuk
mengerjakan tantangan ini. Apalagi ternyata cara memasaknya cukup unik, direbus
dulu sebelum dioven. Apalagi setelah membaca komentar mbak Widya hasil
bagelsnya renyah kulitnya dan chewy bagian dalamnya. Mumpung ada libur hari
Raya Nyepi, jadilah aku membuat bagels ini.
Bahan-bahan aku
siapkan sesuai resep. Tepungnya aku pakai tepung untuk roti (hard wheat) dan
untuk campuran air perebusnya aku menggunakan madu. Hampir tidak ada masalah
dalam pembuatannya, kecuali bahwa adonannya tidak bisa mulus. Entah kenapa.
Padahal sudah aku uleni dan banting sampai tangan pegal, tetap saja adonannya
tidak bisa mulus (aku uleni pakai tangan). Apa mungkin karena terigunya ya? Aku
memang pakai merk baru, dan selama ini belum pernah pakai merk ini. Kebetulan
dapat sample beberapa waktu yang lalu.
Karena lemari es-ku
penuh, tahap penyimpanan adonan aku lakukan sebelum adonan dibagi kecil-kecil.
Jadi setelah proofing sampai mengembang dua kali ukuran semula, adonan aku
kempeskan dan kubulatkan lagi, terus disimpan di lemari es semalaman. Besok
paginya baru aku bagi jadi 12 bagian yang kemudian dibentuk seperti donat.
Sengaja aku membuat bagels yang agak kecil, karena biasanya suami dan
anak-anakku kalau lihat makanan yang ukurannya besar suka langsung
menghindar....
Setelah floating test,
bulatan bagels direbus dalam campuran air, garam, soda kue dan madu. Lalu
ditiriskan. Untuk taburannya aku menggunakan wijen, dan sebagian lagi aku
taburi poppy seed. Setelah dipanggang 15 menit, loyang diputar dan dipanggang
lima belas menit lagi
Hasilnya?
Lumayan-lah..... Tidak separah bagels pertama-ku dulu. Yang ini agak empuk. Dan
betul kata mbak Widya, bagian dalamnya chewy.
Rasa khas Bagels yang crispy di luar, chewy di dalamnya membuat
Bagels ini membutuhkan tenaga ekstra untuk mengunyah yang sekaligus membuat aku
menyukai 'tantangan' kunyah mengunyahnya. Namun, anakku sempat protes
"kenapa mama membuat donat keras ini, aku nggak suka...". Trus sama
Papanya diajari mencelup kedalam minuman coklat hangat. sebelum dimakan.. hmmmm
yummy...
Membuat bagels lumayan bikin lengan berotot, karena 2x
trial pake mixer malah gagal total karena over proofing.
Bener-bener tantangan KBB itu bikin berani baking, karena jujur 2x trial dan
gagal itu bikin emosi tingkat dewa deh..
Percobaan ke3 pun tidak bisa dibilang sukses, tapi setidaknya sudah berbentuk.
Saat pertama
baca surtjin kali ini kelihatannya membuat bagel cukup ribet. Ternyata setelah
dipraktekkan tidak sesulit perkiraan, biarpun prosesnya cukup memakan waktu.
Dan seperti biasa
resep pilihan ibu Host pasti terjamin kelezatannya.
Penasaran banget pengen tau yg
namanya bagel tuh seperti apa. Seperti roti? Katanya sih harusnya memang
begitu. Dan ampuuunn. .... ribet dan lama juga ya bikinnya :-P. Segimana ribetnya ? Kita tenggok ceritanya yukkk
Ijin:
1. Hanna Hadiwidjaja
2. Ida Bydhadhary
3. Sherry Andriani
4. Monica Adriana
Sekian Round-Up Something Artisan.
Walau masih banyak yang masih penasaran dengan tantangan Bagels ini, kami Duo Host mengucapkan sampai jumpa pada Next Tantangan yang pasti gak kalah seru...